mengenal budaya suku Dayak asli kalimantan

Hallo,salam sejahtera buat kita semua kembali lagi di tulisan saya yang ke enam yang berjudul mengenal suku Dayak asli kalimantan semoga dengan ada nya tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu ilmu bagi pembaca, terimakasih.


Asal Usul Suku Dayak
Mengutip dari Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Volume 3 Nomor 2 Tahun 2016, Dayak merupakan sebutan untuk penduduk asli Pulau Kalimantan. Suku ini memiliki 405 sub sub suku yang masing-masing memiliki adat istiadat dan budaya yang mirip.
Suku Dayak berasal dari Kalimantan, namun tersebar hingga ke Sabah dan Sarawak Malaysia. Menurut sejarah, suku ini pernah mendirikan kerjaan sebelum akhirnya dihancurkan oleh Majapahit. Peristiwa tersebut membuat masyarakat Dayak terpencar dan terdesak.Sebagian besar masuk Islam dan mengubah identitasnya menjadi orang “Melayu” atau orang “Banjar”. Dan sebagian yang tidak masuk Islam kembali menyusuri sungai, lalu masuk ke pedalaman Kalimantan.Sebagai masyarakat adat, Suku Dayak sangat menjunjung tinggi adat istiadatnya. Seperti upacara tiwah yang masih dilestarikan. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk mengantar rulang orang yang meninggal ke Sandung yang telah dibuat.

Sandung merupakan sebuah tempat rumah kecil yang dibuat khusus untuk orang meninggal. Upacara tiwah sangat sakral dan sebelum tulang diantar dan diletakan di Sandung, banyak ritual, tarian, suara gong, dan hiburan lain yang dilakukan.
Bahasa Suku Dayak
Dalam komunikasi sehari-hari, masyarakat Dayak memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Dayak. Sayangnya bahasa daerah tersebut terancam mengalami kepunahan di 20 – 30 tahun yang akan datang. Pertanyaan tersebut disampaikan Hery Budhiono dari Balai Bahasa Kalimantan Tengah kepada mediaindonesia.com.

Menurut Hery ancaman kepunahan disebabkan karena banyak anak-anak yang tidak diajarkan bahasa daerah atau bahasa ibu. Selain itu, pernggunaan bahasa asing juga bisa menyebabkan bahasa daerah menjadi luntur eksistensinya.

Perlu adanya komitmen banyak pihak baik dari masyarakat atau pemerintah untuk menjaga bahasa daerah agar selal dikenal.

Pakaian Suku Dayak
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau besar yang ada di Indonesia. di Pulau ini terbagi menjadi beberapa provinsi. Kalimantan Barat menjadi provinsi terluas ke empat setelah Irian, Jaya, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.

Suku Dayak dan Suku Melayu menjadi suku yang dominan tinggal di Kalimantan Barat. Kedua suku tersebut juga memberikan banyak pengaruh termasuk dalam urusan pakaian adat.

Mengutip dari Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Volume 3 Nomor 2 Tahun 2016, pakaian adat Suku Dayak untuk laki-laki dan perempuan memiliki ciri khasnya masing-masing.
Pakaian Adat Laki-laki
Busana adat untuk kaum pria bernama King Baba. Dalam bahasa Suku Dayak, King artinya pakaian dan Baba berarti laki-laki. Pakaian ini dibuat dari kulit kayu ampuro atau kayu kapuo yang merupakan tanaman endemik Kalimantan.

Kulit kayu dibentuk mirip ropi tanpa lengan dan celana panjang. Pewarnaan dilakukan menggunakan warna alami. Sebagai hiasan, dikenakan juga ikat kepala dan ada juga sehelai bulu burung enggang khas Kalimantan.

Atribut pelengkap lainnya yaitu senjata tradisional dari mandau dan perisai. Senjata ini biasanya dikenakan saat hendak perang. Maka dari itu, pakaian adat Suku Dayak dikenal juga sebagai pakaian perang.

Pakaian Adat Perempuan
Untuk pakaian adat perempuan terbuat dari bahan yang sama. Namun desainnya lebih sopan dan dilengkapi penutup dada, stagen, kain bawah, serta perlengkapan seperti kaluk, manik-maink dan hiasanya bulu burung enggang di kelapa.

Ada juga perhiasan seperti jarat tangan atau gelang tangan dari akar tanaman tengang serta kalung dari akar kayu atau kulit hewan.

Pakaian adat Suku Dayak baik laki-laki atau perempuan dahulunya dikenakan untuk aktivitas sehari-hari. Namun karena bahannya panas dan kurang nyaman, membuat pakaian ini mulai ditinggalkan. Ditengah kemajuan peradangan, pakaian Dayak mengalami modifikasi hasil akuturasi dengan budaya lain.

Rumah Suku Dayak
Tak hanya pakaian saya yang menjadi bukti budaya Suku Dayak, masyarakat adat ini juga memiliki rumah adat yang khas. Mengutip dari indonesia.go.id, rumah adat Suku Dayak bernama rumah betang.

Rumah inilah yang menjadi tempat tinggal masyarakat Dayak di seluruh Pulau Kalimantan. Rumah-rumah ini biasa dijumpai di perkampungan Suku Dayak sekitar hulu sungai.

Rumah ini memiliki keunikan bentuknya mirip pangggung. Dibawah rumah ada tiang kayu yang kokoh asli Kalimantan dengan tinggi sekitar 5 meter. Panjang rumah sekitar 100 – 150 m dengan lebar kurang lebih 50 m.

Rumah bentang berbentuk megah dan tinggi dengan anak tangga untuk bisa masuk ke dalam rumah. Anak tangga dibuat ganjil sesuai dengan kepercayaan suku tersebut.

Mereka percaya anak tangga ganjil akan mempermudah mendapatkan rezeki dan dijauhkan dari kesulitan. Tangga tersebut bisa diangkat saat malam hari agar tidak diganggu ilmu mistis yang menyerang penghuni rumah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

manusia dan makhluk lainnya

unsur-unsur masyarakat ,pranata sosial dan integritas masyarakat

Hubungan Antropologi dan Sosiologi